Gladi Tangguh 2025 Hari ke-2

Hingga tadi malam peserta tampak masih bugar, meskipun dari pagi hingga sore telah dibebani banyak kegiatan seperti pembukaan, pionering hingga lomba masak. Kegiatan tadi malam pun sebenarnya cukup menyita energi. Karena peserta haris mengikuti aktivitas, bukan hanya fisik, tetapi juga yang membutuhkan daya pikir.

Tadi pagi, setelah bangun tidur untuk mengikutisholat dan kuliah subuh, baru tampak lesunya. Matanya sayu pertanda menahan kantuk yang sangat dan merakan urat atau otot yang cukup tegang. Sehari semalam, sesuai dengan panduan mata acara, peserta dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas yang sebenarnya tidak pernah dikerjakan di rumah. Anak mama, demikian sebutannya. Tahunya beres. Kesulitan sedikit merengek, dan orangtua pun termasuk tipe “tidak tegaan”.

Pagi hari, ketika sinar matahari merambah dan menelusuri punggung bukit, kegiatan segera dimulai. Suara sound system membahana menyergap telinga peserta yang mungkin baru saja “mak liyep” ketiduran. Waktu sebagai pengingat terus berdetak. Adzan subuh terdengar nyaring, namun diterima setengah sadar.

Bapak Zaki Afnan Salmadatu , sebagai penanggungjawab kegiatan spiritual mengumandangkan takbir sebagai dimulainya sholat subuh yang nilainya berlipat dari sholat fardlu lainnya. Sampai sholat selesai, masih banyak yang menggerutu, masih banyak yang bermuka masam. Tapi itulah kegiatan gladi tangguh, yang menuntut tangguh secara fisik dan mental

Setalah sholat subuh selesai, dilanjutkan senam pagi, untuk menggugah otot yang masih “aras-arasen” untuk bergerak. Dilanjutkan dengan makan pagi. Inilah acara yang ditunggu.

Setelah peserta melakukan bersih diri, segera mempersiapkan untuk kegiatan out bond. Inilah permainan yang ditunggu oleh peserta. Karena tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas diri peserta melalui kegiatan di luar ruangan yang melibatkan tantangan dan permainan yang dirancang untuk mengembangkan berbagai ketrampilan, seperti kerja sama tim, komunikasi, kepemimpinan, dan kepercayaan diri.

Meskipun ragam out bond seperti pertandingan tujuh belasan, peserta tidak kurang bangganya. Karena setiap kemenangan kecil adalah kepuasan. Demikian juga yang merasa kalah tidak merasa canggung, karena telah memberi perlawanan yang cukup berarti.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top