Selamat Datang
di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta

Info Kegiatan
Berprestasi Tiada Henti
Untuk berprestasi, apalagi harus berjibaku ke luar lingkungannya, tidak dapat serta merta dipersiapakan hanya beberapa…
Focus Group Discussion (FGD) Geografi
Jum’at, 17 Oktober 2025, SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta kadatangan Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Gajah Mada…
Proyek Lintas Mata Pelajaran (PLMP)
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah kegiatan ko kurikuler dalam kurikulum Merdeka. Untuk saat…
Sukses Gelar Pemilu IPM 2025-2026 di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta Cetak Kader Pemimpin Masa Depan
oleh : Emi Mustaqimah, M.Pd. SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta kembali menorehkan prestasi dalam pembinaan karakter…
Nabi Muhammadku Semangat Prestasiku
Oleh : Choli Fatul Nabila, S.Pd Memperingati kelahiran kekasih tercinta Nabi Muhammad SAW pada 30…
Janji adalah Hutang
Diidringi rintik hujan yang mengguyur kota kebudayaan, pagelaran pemilihan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)…
Layanan
Brain Rot
Secara harfiah, “brain rot” berarti “pembusukan otak,” namun ini bukanlah istilah medis. Ia adalah istilah informal yang populer, untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif yang dirasakan akibat konsumsi konten digital yang dangkal, repetitif, dan tidak memberikan stimulasi intelektual. Konten pemicunya meliputi: Video pendek yang viral, meme dan humor yang spesifik, Doomscrolling atau menggulirkan medsos tanpa henti, dan kecanduang terhadap konten tanpa nilai edukasi
Dari perspektif futurologi, fenomena brain rot melampaui sekadar masalah individu. Ia adalah cerminan dari tiga tren makro yang sedang membentuk masa depan peradaban kita:
1. Pergeseran Kognisi: Dari “Berpikir Mendalam” ke “Berpikir Cepat”. Selama ribuan tahun, evolusi otak manusia didorong oleh kebutuhan untuk memproses informasi secara mendalam—membaca buku panjang, memecahkan masalah kompleks, atau mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama. Era digital, sebaliknya, melatih otak kita untuk beradaptasi dengan kecepatan yang ekstrem
2. Fragmentasi Budaya dan Komunikasi Generasi. Brain rot menciptakan sebuah “pembatas linguistik” antara generasi. Bahasa slang yang absurd dan hanya dimengerti oleh mereka yang “terinfeksi” oleh budaya digital tertentu menciptakan sebuah komunitas tertutup.
3. Ekonomi Perhatian: Nilai Konten Menjadi Irrelevan. Fenomena ini adalah konsekuensi logis dari “ekonomi perhatian.” Platform media sosial didesain untuk memaksimalkan waktu Anda di layar, dan cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan menyajikan konten yang memicu respons dopamin instan—bukan yang menantang atau mendidik.


Are you looking for a school that fosters academic exellence, creativity, and caracter develompent? Feel free to contac us! Our school
SMP Muhammadiyah 4 Yogyakartais dedicated to
providing a supporttive and inclusive
environment that empowers
students to reach their
full potential
Wade Warren
Hubungi kami
SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta
(0274)554623
- berita (33)
- kesiswaan (14)
- pendidikan (13)
- sosbud (9)
- Tak Berkategori (7)



