Selamat Datang
di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta

Info Kegiatan
Inovasi atau Mati
Hampir tiap tahun kita mendengar berita ada sekolah yang ditutup atau dimerger dikarenakan tidak mendapatkan…
Pendidikan Muhammadiyah dan Ijtihad Memajukan Kesejahteraan Bangsa
oleh : Arif Jamali Muis Saat artikel ini dituliskan, Muhammadiyah tengah menyelenggarakan Resepsi Milad ke-113 di Universitas…
Evaluasi Gladi Tangguh Hizbul Wathon (HW) Tahun 2025
SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta mengadakan kegiatan Evaluasi Gladi Tangguh Hizbul Wathon (HW) yang diikuti oleh…
Siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta Raih Juara 3 Lomba Dalang Anak Tingkat Kabupaten Bantul
Prestasi kembali diraih oleh siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Adalah Muhammad Dylan Athala Alfahrezi, siswa…
Berprestasi Tiada Henti
Untuk berprestasi, apalagi harus berjibaku ke luar lingkungannya, tidak dapat serta merta dipersiapakan hanya beberapa…
Focus Group Discussion (FGD) Geografi
Jum’at, 17 Oktober 2025, SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta kadatangan Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Gajah Mada…
Layanan
Brain Rot
Secara harfiah, “brain rot” berarti “pembusukan otak,” namun ini bukanlah istilah medis. Ia adalah istilah informal yang populer, untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif yang dirasakan akibat konsumsi konten digital yang dangkal, repetitif, dan tidak memberikan stimulasi intelektual. Konten pemicunya meliputi: Video pendek yang viral, meme dan humor yang spesifik, Doomscrolling atau menggulirkan medsos tanpa henti, dan kecanduang terhadap konten tanpa nilai edukasi
Dari perspektif futurologi, fenomena brain rot melampaui sekadar masalah individu. Ia adalah cerminan dari tiga tren makro yang sedang membentuk masa depan peradaban kita:
1. Pergeseran Kognisi: Dari “Berpikir Mendalam” ke “Berpikir Cepat”. Selama ribuan tahun, evolusi otak manusia didorong oleh kebutuhan untuk memproses informasi secara mendalam—membaca buku panjang, memecahkan masalah kompleks, atau mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama. Era digital, sebaliknya, melatih otak kita untuk beradaptasi dengan kecepatan yang ekstrem
2. Fragmentasi Budaya dan Komunikasi Generasi. Brain rot menciptakan sebuah “pembatas linguistik” antara generasi. Bahasa slang yang absurd dan hanya dimengerti oleh mereka yang “terinfeksi” oleh budaya digital tertentu menciptakan sebuah komunitas tertutup.
3. Ekonomi Perhatian: Nilai Konten Menjadi Irrelevan. Fenomena ini adalah konsekuensi logis dari “ekonomi perhatian.” Platform media sosial didesain untuk memaksimalkan waktu Anda di layar, dan cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan menyajikan konten yang memicu respons dopamin instan—bukan yang menantang atau mendidik.


Are you looking for a school that fosters academic exellence, creativity, and caracter develompent? Feel free to contac us! Our school
SMP Muhammadiyah 4 Yogyakartais dedicated to
providing a supporttive and inclusive
environment that empowers
students to reach their
full potential
Wade Warren
Hubungi kami
SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta
(0274)554623
- berita (33)
- kesiswaan (14)
- pendidikan (15)
- sosbud (9)
- Tak Berkategori (9)



