Untuk anak kita kelak
Setelah Ujian Nasional (UN) tertunaikan, langkah berikut menggapai pendidikan yang lebih tinggi. Belajar tak pernah mengenal titik. Selalu tanda koma setelah huruf terakhir. Kata berantai menjadi kalimat. Kalimat berkelindan menjelma jadi sebuah paragraf. Lembaran selalu tersedia, andai mau membuka.Ilmu tak kan mungkin habis diserap. Pena tak kan mungkin kering untuk menorahkan satu-dua huruf dan angka.
Bulan Maret hingga Mei, adalah bulan perjuangan. Minggu demi minggu yang menyesakkan. Di bulan-bulan tersebut kata evaluasi menjadi senjata bagi setiap yang menggunakan. Berpuluh-puluh catatan harus dibongkar lagi demi mendapatkan ingatan.
Saat ini tak ada bedanya dengan dengan waktu tahun lalu, maupun masa depan. Bahkan ada sekolah yang rela untuk mendatangi rumah siswa sejak bulan Januari. Ujian menjadi kata yang sakral bagi seorang siswa yang mampu menatap masa depannya sendiri. Ujian ibarat batu terakhir untuk meloncat ke arena yang baru.
Bulan Juli segera akan bergulir. Orangtua was-was untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan. Apapun sistemnya, bekal untuk meraup pendidikan pasti diperlukan dana yang tidak sedikit. Apapun lembaga pendidikannya, biaya tidak hanya diperlukan saat masuk sekolah. Ongkos pendidikan selalu berjalan. Tak pernah berhenti.
Kantong yang tak begitu tebal, akan dirogoh sedalam-dalamnya. Padahal untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja terlalu pas untuk dipenuhi, atau bahkan terlalu panjang menjangkau dari cita-cita.
Satu hal yang pasti, memang memenuhi kebutuhan masuk pendidikan (baik masuk sebagai murid baru atau masuk setelah kenaikan kelas) dirasa berat. Kebutuhan lain harus rela disingkirkan terlebih dahulu, memberi kesempatan pada gerbong pendidikan untuk melaju.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mengenyam pendidikan membutuhkan biaya. Sekalipun sekarang ada sekolah gratis, namun dari sisi merengkuh ilmu sangat dibutuhkan biaya.
Bagi orangtua yang telah melek terhadap pendidikan, sudah jauh hari mempersiapkan diri untuk menyongsong pendidikan bagi anak-anaknya. Mempersiapkan segala sesuatu untuk sekedar merasakan manis dan pahitnya pendidikan. Banyak orangtua telah menabung atau membayar asuransi pendidikan, agar kelak saatnya untuk menunaikan mendidik anak lewat lembaga pendidikan.
Semakin banyak orang tua yang telah siap dengan asuransi pendidikan. Karena pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Dua kata kunci yang senantiasa menaungi asuransi, yaitu: melindungi dan menjamin. Melindungi dapat bermakna melindungi diri sendiri, apabila orang tua kelak sudah tidak mampu membiayai kebutuhan pendidikan. Menjamin dapat ditafsirkan, bahwa uang pendidikan pasti ada untuk hari esok.